Tips Cari Kerja untuk Generasi Millennial
Generasi millennial, alias generasi yang
lahir tahun 1981-2000, sering mendapat penilaian buruk dari generasi
yang lebih tua. Mereka (atau kita, jika lahir dalam rentang di atas)
dianggap pemalas, materialistis, seenaknya sendiri, dan manja. Namun di
sisi lain, generasi millennial dipuji karena memiliki ambisi, tekad, dan
kemampuan adaptasi yang baik. Mereka juga tidak ragu mencoba hal-hal
baru dan memiliki jiwa mandiri yang sering kali dianggap sebagai aset
perusahaan.
Saat ini, generasi millennial mulai membanjiri bursa kerja dengan cepat dan pada 2025 diperkirakan generasi millennial akan memenuhi 75% bursa kerja dunia.
Akibat semua faktor di atas, generasi
millennial yang sedang mencari kerja menghadapi tantangan unik
tersendiri, tidak seperti yang pernah dialami grup usia sebelumnya.
Generasi millennial harus menghadapi anggapan negatif dan praduga
tentang kelompok usia mereka, sekaligus menghadapi ekspektasi tinggi
orang-orang terhadap mereka. Sebagai generasi yang tumbuh seiring
kemajuan teknologi dunia di mana segalanya saling terhubung dan akses
pengetahuan baru semakin mudah, generasi millennial berada dalam posisi
unik dalam sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Agar sukses dalam mencari kerja, generasi millennial
harus menggunakan kelebihan mereka untuk mencapai tujuan, dan berikut
tips untuk melakukannya. Para pencari kerja Gen Y, catat ini baik-baik:
1. Jaga image di sosial media.
Please, be smart in using social media, we beg you! Zaman
sekarang, teknologi bukan hanya milik anak muda, karena ternyata 91%
HRD mencari tahu tentang pelamar lewat Facebook atau Twitter. Mereka
menggunakannya sebagai proses saringan awal untuk mengetahui kepribadian
pelamar. Jadi, marah-marah dan bicara kasar memaki orang atau golongan
tertentu adalah BIG NO karena sosial media juga dapat menghancurkan kariermu.
Coba tengok akun-akun sosmedmu, berapa banyak makian atau hal-hal yang patut dipertanyakan menghiasi profilmu? Waktunya untuk bersih-bersih akun sosial mediamu agar lebih representatif.
Hapus semua konten yang membuat calon perekrut berpikir ulang dan ganti
dengan konten yang mendukungmu. Pos konten positif yang berhubungan
dengan minat dan bakatmu. Gunakan juga fitur pengaturan privasi dalam
sosial mediamu agar hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat isi
profilmu.2. Gunakan aset online-mu sebaik mungkin.
Masih berkaitan dengan kehidupan di
dunia maya, generasi millennial juga harus menyadari pentingnya menjaga
perilaku selain di sosial media. Jika kamu belum memiliki blog, ini saat
yang tepat untuk membuatnya. Blog akan memberi kesempatan bagi perekrut
untuk melihat kemampuanmu, khususnya kalau kamu minat bekerja di dunia
kreatif. Misalnya kamu berniat mencari kerja sebagai desainer grafis atau copywriter, buatlah blog berisi hasil karyamu agar terlihat oleh perekrut.
Bergabung dengan situs lowongan kerja
seperti jobsDB juga meningkatkan kesempatanmu ditemukan oleh perekrut.
Caranya gampang sekali—cukup daftarkan diri dan secara langsung kamu
akan mendapatkan puluhan ribu kesempatan kerja di depan mata. Asyiknya
lagi, kamu akan mendapatkan lowongan-lowongan yang sesuai dengan minat
dan keinginanmu. Plus, perekrut yang menjadi member jobsDB juga
berkesempatan melihat CV/resumemu dan menawarimu pekerjaan.
3. Raih pengalaman untuk mempertajam keahlianmu.
Ada sangat banyak generasi millennial
yang mencari kerja setiap tahunnya dan selalu ada pencari kerja yang
mengincar satu posisi yang sama. Untuk memenangkan persaingan mencari kerja ini, kamu harus tampil mencolok. Mulailah membuat profil online yang baik, tapi yang lebih penting adalah mendukung image tersebut
dengan pengalaman dan keahlian yang relevan. Cobalah mencari banyak
pengalaman dalam bidang yang ingin kamu tekuni. Magang adalah salah satu
cara memperoleh pengalaman, begitu pula dengan mencari lowongan kerja freelance.
Keduanya bisa dipakai untuk mengisi CV-mu dan membangun koneksi.
Menjadi sukarelawan juga cara yang baik untuk mencari pengalaman.
Terakhir, ambillah kelas atau pendidikan yang relevan dengan bidangmu
agar kamu makin siap menghadapi dunia kerja.
4. Tata krama itu penting!
Sebagai “anak baru”, generasi millennial
(khususnya yang lahir belakangan) sudah sepantasnya memerhatikan tata
krama dan bagaimana harus bersikap di dunia nyata. Pencitraan yang baik
dan pengalaman yang solid tidak akan berarti jika kamu memiliki sikap
yang buruk. Berikan respek dan hormat pada siapapun yang kamu temui
selama mencari kerja. Bersikaplah menyenangkan dan tunjukkan bahwa kamu
serius mengenai pekerjaan tersebut.
Segalanya dimulai saat wawancara kerja.
Pelajari semua yang perlu kamu ketahui tentang posisi yang kamu lamar
untuk menunjukkan komitmen pada pekerjaan tersebut. Kamu juga harus bisa
menampilkan diri secara profesional saat wawancara. Menurut artikel
yang dilansir Mashable, banyak HRD perusahaan mengeluhkan sikap Gen Y
yang bertingkah kurang baik saat wawancara kerja. Ingat untuk selalu menjaga perilakumu saat wawancara, datanglah tepat waktu dan berikan kabar jika tidak dapat hadir.
5. Jangan malas mencari referensi.
Generasi millennial hidup dalam zaman
serbamodern dan memiliki kemudahan akses internet yang cukup memadai.
Gunakan teknologi untuk bertindak proaktif mencari pekerjaan, karena
kini mencari lowongan kerja sudah jauh lebih mudah. Kunjungi jobsDB dan
gunakan fitur pencarian pekerjaannya yang bisa dipilih secara spesifik
untuk menemukan pekerjaan tercocok. Sebelum wawancara, jangan lupa juga
mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang profesi serta perusahaan yang
kamu tuju agar wawancaramu berjalan lancar.
Pada akhirnya, generasi millennial
seharusnya mampu mengalahkan stereotip negatif yang beredar dan bekerja
keras memaksimalkan kelebihan generasi ini: pandai memecahkan masalah,
kemampuan beradaptasi yang baik, serta semangat tinggi. Selamat mencari
kerja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar