Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda dengan agama lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya atau nama tempat penyebarannya. Tapi, nama Islam menunjukkan sikap dan sifat pemeluknya terhadap Allah.
Yang
memberi nama Islam juga bukan seseorang, bukan pula suatu masyarakat,
tapi Allah Ta’ala, Pencipta alam semesta dan segala isinya. Jadi, Islam
sudah dikenal sejak sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. dengan nama
yang diberikan Allah.
Islam
berasal dari kata salima yuslimu istislaam –artinya tunduk atau patuh–
selain yaslamu salaam –yang berarti selamat, sejahtera, atau damai.
Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian: islamul
wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah), istislama (tunduk secara
total kepada Allah), salaamah atau saliim (suci dan bersih), salaam
(selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai). Semua pengertian itu
digunakan Alquran seperti di ayat-ayat berikut ini.
وَمَنْ
أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ
خَلِيلًا
Dan
siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan,
dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayangan-Nya. (An-Nisa’: 125)
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Maka
apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan. (Ali Imran: 83)
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu’araa’: 89)
وَإِذَا
جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآَيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ
كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ
سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Apabila
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu,
Maka Katakanlah: “Salaamun alaikum (Mudah-mudahan Allah melimpahkan
kesejahteraan atas kamu).” Tuhanmu Telah menetapkan atas Diri-Nya kasih
sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara
kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya
dan mengadakan perbaikan, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Al-An’am: 54)
فَلَا تَهِنُوا وَتَدْعُوا إِلَى السَّلْمِ وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
Janganlah
kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun
bersamamu dan dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.
(Muhammad: 35)
Sementara
sebagai istilah, Islam memiliki arti: tunduk dan menerima segala
perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan
Allah kepada para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Alquran dan
Sunnah. Manusia yang menerima ajaran Islam disebut muslim. Seorang
muslim mengikuti ajaran Islam secara total dan perbuatannya membawa
perdamaian dan keselamatan bagi manusia. Dia terikat untuk mengimani,
menghayati, dan mengamalkan Alquran dan Sunnah.
Kalimatul
Islam (kata Al-Islam) mengandung pengertian dan prinsip-prinsip yang
dapat didefinisikan secara terpisah dan bila dipahami secara menyeluruh
merupakan pengertian yang utuh.
Allah
menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia sebagai hambaNya
yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia berinteraksi dengan
sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian berusaha mencari
jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah berinteraksi
dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya
sehingga mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada
yang menduga-duga sehingga banyak di antara mereka yang tersesat.
Ajaran yang benar adalah ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang
kepada-Nya alam tunduk patuh berserah diri (An-Nisa: 125). Maka, Islam
identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam
semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Alquran).
- Islam adalah Wahyu Allah
Dengan
kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup) kepada
manusia. Tujuannya agar manusia hidup teratur dan menemukan jalan yang
benar menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi seluruh bidang kehidupan:
politik, hukum, sosial, budaya, dan sebagainya. Dengan demikian, manusia
akan tenteram dan damai, hidup rukun, dan bahagia dengan sesamanya
dalam naungan ridha Tuhannya (Al-Baqarah: 38).
Karena
kebijaksanaan-Nya, Allah tidak menurunkan banyak agama. Dia hanya
menurunkan Islam. Agama selain Islam tidak diakui di sisi Allah dan akan
merugikan penganutnya di akhirat nanti.
إِنَّ
الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ
وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada Perselisih
orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali Imran: 19)
Islam
merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara
murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu
yang Allah turunkan kepada para Rasul-Nya terdahulu. Dengan kata lain,
setiap Nabi adalah muslim dan mengajak kepada ajaran Islam. Ada
pun agama-agama yang lain, seperti Yahudi dan Nasrani, adalah
penyimpangan dari ajaran wahyu yang dibawa oleh para nabi tersebut.
- Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
- Perhatikan kesaksian Alquran berikut ini bahwa Nabi Ibrahim adalah muslim, bukan Yahudi atau pun Nasrani.
وَوَصَّى
بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ
اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
Dan
Ibrahim Telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah
memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk
agama Islam”. (Al-Baqarah: 132)
Nabi-nabi
lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka mengajarkan
agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi
syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad
saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama. Nabi
Muhammad saw. datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat
yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru.
قُلْ
آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى
إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا
أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ
بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah:
“Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami
dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan
anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari
Tuhan mereka. kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka
dan Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.” (Ali Imran: 84)
Menurut
pandangan Alquran, agama Nasrani yang ada sekarang ini adalah
penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa a.s. Nama agama ini
sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab Injil
yang diajarkan Isa a.s.. Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran
Islam yang dibawa Nabi Musa a.s.. Diberi nama dengan nama salah satu
Suku Bani Israil, Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan
pemikiran para pendeta dan ajarannya ditinggalkan.
- Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah
Orang
yang ingin mengetahui apa itu Islam hendaknya melihat Kitabullah
Alquran dan Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber
hukum ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku
penganut-penganutnya, kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para
sahabat beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat ma’shum (terpelihara dari
kesalahan) dalam mengamalkan Islam.
Beliau
membangun masyarakat Islam yang terdiri dari para sahabat yang langsung
terkontrol perilakunya oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi, para sahabat
Nabi tidaklah ma’shum bagaimana Nabi, tapi mereka istimewa karena
merupakan pribadi-pribadi dididik langsung Nabi Muhammad. Islam adalah
akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, rohani dan amal, Alquran dan
pedang. Pemahaman yang seperti ini telah dibuktikan dalam hidup Nabi,
para sahabat, dan para pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.
- Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus
Islam
merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya,
tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan
Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat
oleh Allah.
وَأَنَّ
هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ
فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
Dan
bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka
ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (Al-An’am: 153)
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Kemudian
kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui. (Al-Jaatsiyah: 18)
- Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Keselamatan
dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa.
Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus
Salaam.
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Allah
menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). (Yunus: 25)
Dengan
enam prinsip di atas, kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan
ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Islam itu tinggi
dan tidak ada kerendahan di dalamnya.” Sebagai ajaran, Islam tidak
terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini
kelebihan Islam dari agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah
sendiri memberi jaminan.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada
hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
(Al-Maa-idah: 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar